Menabung untuk Miliki Rumah
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Kamis, 08 Desember 2011 22:47
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2600
- 08 Des
Menabung untuk membeli rumah saat kini mungkin jadi prioritas utama masyarakat yang belum memiliki rumah. Apalagi bagi masyarakat pada kelompok penghasilan terendah.
Lihat saja penuturan Leo, karyawan swasta yang sudah delapan tahun mengabdi di perusahaan swasta di Jakarta ini. Dengan gaji Rp 1.800.000 perbulan plus usaha sampingan dengan laba bersih sekitar Rp 500.000 belum juga bisa mengangkat harkat Leo untuk memiliki rumah impiannya. Ia mengaku, meski sudah menekan pengeluaran kebutuhan sehariharinya, ia pun seperti putus asa untuk mengatur keuangannya agar bisa menabung untuk membeli rumah sendiri. Itulah sekilas potret kehidupan yang kentara terkait dengan keinginan kuat masyarakat berpenghasilan rendah memiliki rumah. Lantas bagaimana komitmen pemerintah untuk mengurai permasalahan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah?.
Akses Kredit
Sejatinya mengatasi persoalan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah sudah sejak dahulu dilakukan. Namun, kelihatannya hanya sekadar wacana basi yang tak kunjung terealisasi. Buktinya, angka kebutuhan pemilikan rumah (backlog) masih menunjukkan tren meningkat. Solusi baru pun digelontorkan mulai dari menekan harga rumah, hingga teranyar adalah kemudahan akses kredit perumahan bagi mereka yang berkeinginan memiliki rumah. Wacana ini muncul lantaran daya beli masih lemah serta sulitnya untuk akses kredit perumahan. Menurut Iskandar Saleh Sekretaris Kementrian Perumahan Rakyat, selain daya beli rumah masyarakat yang semakin turun, akses kredit perumahan pun juga sulit.
“Dari tingkat persentase, pada 2009 tingkat kepemilikan rumah masih sekitar 79 persen. Namun pada 2010, angka itu turun menjadi 78 persen. Ada indikasi bahwa masyarakat kini lebih memilih tinggal di rumah sewa karena daya beli rumah lemah dan sulit mengakses kredit perumahan,” kata Iskandar. Kesulitan masyarakat mendapat kredit perumahan, kata Iskandar, disebabkan sulitnya perbankan menyediakan dana jangka panjang untuk pembiayaan KPR, sementara bank terikat pendanaan jangka pendek. “Dana murah untuk jangka panjang sulit hadir. Dalam persaingan pasar modal, misalnya dengan Sarana Multigriya Finansial (SMF) untuk pendanaan jangka panjang, harus bersaing dengan surat utang negara (SUN),” ujarnya.
Sumber Dana Jangka Panjang
Sementara Direktur Utama Bank Tabungan Negara Iqbal Latamro membenarkan masalah sumber dana jangka panjang untuk perumahan memang langka dan mahal. Hanya saja, menurut dia jangan sampai aturan birokrasi jadi mengorbankan hakikat dan tujuan tersebut.
Saran Iqbal, untuk mengatasi permasalahan dana jangka panjang, Iqbal mengusulkan agar Tabungan Perumahan Nasional (Tapernas) segera disahkan menjadi undang-undang. Program Tapernas ini akan mengikat kontrak untuk menabung dengan suatu jumlah dana tertentu secara rutin. Bisa dalam periode mingguan, bulanan, sampai jangka waktu tertentu untuk memenuhi sebagian kebutuhan dana masyarakat dalam memperoleh rumah. Menanggapi hal ini, Sekretaris Menteri Perumahan Rakyat Iskandar Saleh menyatakan bahwa pemerintah akan mendorong terbentuknya Tapernas. Sayangnya, Tapernas belum dapat dilaksanakan, kita tunggu saja pengesahan RUU Perumahan dan Kawasan Pendidikan yang rencananya baru ditargetkan selesai pada 2020 mendatang.
Tips Saat Membeli Rumah
Sebelum memutuskan untuk memberi uang jadi pembelian rumah, ada baiknya Anda memperhatikan syarat-syarat pembelian rumah dan kondisi rumah itu sendiri. Bagaimana pun juga, membeli rumah merupakan salah satu bentuk investasi. Jadi, jangan sampai Anda merasa rugi belakangan.
Pastikan record Anda baik
Meminjam dana memang merupakan salah satu cara untuk mendapatkan rumah impian. Namun cara itu tidak akan pernah terjadi jika Anda telah di-blacklist oleh salah satu bank. Sebelum Anda berburu rumah impian, pastikan tidak ada informasi yang salah tentang alur pinjaman kredit Anda, atau tidak ada kekeliruan nilai kredit. Misalnya, nilai pinjaman sudah mencapai limit sehingga Anda tidak mungkin melakukan pinjaman lagi. Jika ternyata terjadi kekeliruan, pastikan Anda langsung menyelesaikannya agar Anda bisa dengan mudah mengajukan pinjaman lagi.
Konsultasi dengan pemberi pinjaman
Tanyakan pada teman atau saudara Anda yang telah menggunakan jasa peminjaman. Mereka bisa berbagi pengalaman dan mereferensikan Anda pada bank yang memang credible. Namun Anda juga mempunyai tugas untuk memeriksa dan membandingkan beberapa penawaran dari para pemberi pinjaman itu. Pinjaman Anda tidak akan ditolak jika semua persyaratan memang telah disetujui.
Beli rumah saat harganya masih rendah
Ada beberapa perumahan yang harganya melonjak naik karena infrastrukturnya sudah lengkap. Pembangunan jalan tol, misalnya, bisa membuat harga rumah naik 50 persen. Karena itu, jika ada rencana pembangunan jalan tol di kawasan perumahan yang Anda incar, segera beli rumah tersebut sebelum harganya naik. Pastikan juga Anda memilih area yang tidak terkena pembebasan tanah.
Beli rumah baru saat bunga rata-rata masih cukup normal
Ada saat dimana suku bunga peminjaman sedang jatuh atau turun. Nah, ini juga merupakan tanda bagi Anda untuk berinvestasi di dunia properti.
Pastikan saat ini Anda memiliki jumlah dana yang cukup
Uang muka atau tanda jadi pasti harus dibayar lunas. Idealnya, Anda memiliki tabungan yang cukup, minimal 20 persen dari harga rumah yang akan dibeli.
Tahu biaya tambahan untuk rumah yang harus dialokasikan
Tanda jadi dan uang maka hanyalah salah satu permulaan saja. Anda juga harus mengalokasikan dana untuk biaya asuransi, pajak, dan juga biaya konsultasi atau administrasi. Jumlah ini harus dialokasikan sebagai pembayaran tambahan setiap bulannya, di samping jumlah yang harus Anda angsur. Bahkan Anda juga harus menyisakan dana untuk perbaikan dan perawatan rumah.
Hati-hati dengan penawaran rumah
Anda harus jeli menilai rumah yang akan dibeli. Sebab bisa jadi rumah yang dijual saat ini berstatus rumah sitaan. Cari tahu latar belakang rumah yang Anda beli. Sisakan sedikit dana untuk menyewa ahli yang bisa menilai dan mencari tahu seputar reputasi rumah (keamanan atau tidaknya secara hukum, RED) sehingga nantinya mereka juga bisa memberikan masukan tentang berapa banyak uang yang dibutuhkan untuk perbaikan rumah.
Hati-hati terhadap rumah dengan penawaran yang amat singkat
Kenapa? Sebab bisa saja rumah tersebut belum memiliki sertifi kat hak milik, atau tanahnya masih tanah girik, atau tanah tersebut masih dalam sengketa. Sehingga rumah sepert ini memang menawarkan harga yang lebih murah namun prosesnya akan berbelit-belit dan lama. Selain itu juga lebih banyak resikonya.