Kebangkitan Properti WILAYAH BARAT
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Senin, 12 November 2012 07:00
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2045
- 12 Nov
Dahulu, wilayah barat mungkin belum menjadi tempat favorit investor dalam pengembangan properti. Kini, wilayah yang kerap disebut ‘kawasan peruntungan’ itu menyimpan potensi pertumbuhan properti yang menjanjikan.
Tak dapat dipungkiri, dahulu kawasan barat Jakarta merupakan wilayah yang dinilai paling lambat perkembangannya di bidang properti, khususnya diluar kelompok hunian biasa. Kawasan ini relatif tertinggal dibandingkan wilayah lainnya di Jakarta. Ada semacam keengganan pengembang untuk masuk ke wilayah barat. Tak pelak hal ini pun berdampak terhadap wajah wilayahnya yang relatif ketinggalan dengan yang lain. Itu sebabnya geliat properti di kawasan barat menanti pengembang generasi baru yang memiliki inovasi bisnis lebih maju ketimbang para pendahulunya.
Indikasi itu pun tak terbantahkan karena wilayah barat termasuk dalam wilayah pembangunan Sentra Primer Baru Barat (SPBB) atau Central Business District Barat (CBD). Pembentukan kawasan itu merupakan bagian dari Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), yang mengarahkan pertumbuhan pembangunan kota ke wilayah timur dan barat Jakarta. Upaya itu diharapkan akan membatasi pertumbuhan pengembangan kota ke arah selatan, yang merupakan wilayah resapan air bagi Jakarta. Hingga saat ini, baru 65 persen dari total luas lahan yang direncanakan, telah menjadi bagian dari kawasan Sentra Primer Baru Barat. Sisanya masih berupa rumah-rumah penduduk yang lahannya belum dibebaskan. Tapi, meskipun begitu, pembangunan properti di kawasan barat bisa disebut masih tertinggal dibandingkan belahan Jakarta lainnya, terutama dengan wilayah selatan yang pembangunan propertinya berkembang pesat.
irektur Pusat Studi Properti Indonesia (PSPI) Panangian Simanungkalit menilai, kawasan barat Jakarta kini hampir sebanding pertumbuhan propertiny dibandingkan dengan wilayah-wilayah lainnya di Jakarta. “Basis ekonomi hampir semuanya mengepung kawasan barat Jakarta. Sehingga wajar jika pertumbuhan properti disini semakin menggeliat,” ujarnya. Lahan Rebutan Pengembang Tengok saja perkembangannya saat kini, hampir di setiap sudut kawasan barat Jakarta di tumbuhi oleh berbagai proyek properti. Bahkan, beberapa lahan yang tersisa menjadi
incaran pengembang untuk lebih banyak menjaring konsumen. Ada beberapa sebab mengapa perkembangan properti di kawasan ini begitu signifikan. Pertama, karena perencanaan dan perkembangan tata kotanya telah berjalan lebih baik dibanding daerah lainnya di Jakarta. Apalagi di wilayah ini banyak terdapat sentra-sentra bisnis dan pusat pendidikan swasta. Dengan begitu, bisa dibilang kawasan barat sebagai daerah yang “ menjanjikan” dan merupakan “daerah baru” yang terus bertumbuh. Kemudian, terdapat akses seperti jalan tol yang memudahkan siapa saja yang tinggal dan beraktifitas di kawasan barat untuk bergerak ke berbagai wilayah Jakarta. Belum lagi kedekatannya dengan Bandara Soekarno-Hatta dan Pelabuhan Tanjuk Priok.
Sejatinya, perkembangan kawasan barat dimulai sekitar tahun 1995, kala itu, Grup Ciputra mulai membangun mal dan perumahan. Master plan daerah ini pun memang disusun sebagai kawasan perumahan, bisnis, dengan segudang fasilitas sekolah, pusat perbelanjaan, kesehatan, hiburan, dan sebagainya. Panangian Simanungkalit bilang, kawasan barat berkembang secara fenomenal karena didukung oleh beberapa faktor. Kawasan barat banyak dihuni oleh golongan etnis Cina yang beranggapan kawasan barat membawa peruntungan baik buat mereka. Kemudian, kawasan barat memiliki aksesibilitas yang baik, infrastruktur yang lengkap serta berkembangnya proyek perumahan- perumahan di sekitarnya.
“Apalagi aksesibilitas ke kawasan barat semakin strategis dengan adanya akses tol Jakarta Outer Ring Road lewat Kebon Jeruk,” ungkap Panangian. Agung Podomoro Land bisa dibilang pengembang yang meramaikan pasar hunian di kawasan barat Jakarta saat ini. Ada dua proyek milik pengembang raja apartemen itu yang berkembang di wilayah Barat, yaitu Central Park atau Podomoro City di Tanjung Duren dan Seasons City di Latumeten. Dua proyek itu relatif besar karena merupakan proyek sekelas superblok dengan luas lahan hingga mencapai 21 hektare. Lalu ada pula apartemen menengah Teluk Intan yang berada di perbatasan Jakarta Barat dengan Utara. Pengembang lain diperkirakan akan mengikuti jejak APL di kawasan barat Jakarta, terutama di wilayah Kembangan. Potensi pengembangan wilayah Kembangan di sekitar Balaikota Jakarta Barat, punya peluang besar untuk dijadikan proyek- proyek baru. Kabarnya, sejumlah pengembang ramai-ramai akan segera memulai proyek baru disana. Bisa dibilang, keberadaan kawasan barat Jakarta sudah setara dengan wilayah lain di Jakarta. Bahkan, dalam dua tahun ke depan diperkirakan pertumbuhan proyek properti baru akan terus bergerak di kawasan ini. Mulai dari proyek perumahan mewah, mal, apartemen akan melaju menindak lanjuti perkembangan sejumlah proyek yang sedang berkembang saat kini.