10 Langkah Menuju Hijau
- Kategori Induk: TIPS & ACCESSORIES
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Selasa, 10 Juli 2012 22:43
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2232
- 10 Jul
Desain rumah tinggal berkontribusi dalam menghindarkan bumi dari kerusakan akibat pemanasan global. Mulailah dari sekarang, bergaya hidup hemat energi untuk menuju desain yang ramah lingkungan.
Bangunan hijau yang menerapkan beberapa konsep hijau dalam perencanaan, pembangunan dan juga penataannya, makin digalakkan akhir-akhir ini. Konsep ini tengah diusung oleh banyak arsitek, desainer, organisasi serta individu individu yang menaruh kepedulian sangat besar terhadap isu pemanasan global.
Beraksi dengan berkreasi, memilah kemudian memilih terhadap semua unsur pembentuk bangunan, yang kemudian hari akan mampu memangkas penggunaan energi. Beberapa inspirasi berikut mengetengahkan langkah-langkah yang sebaiknya dilakukan dalam membangun atau mendesain rumah, agar tercipta konsep hijau pada hunian Anda!
1.Orientasi Bangunan. Usahakan agar orientasi rumah menghadap ke arah Utara-Selatan, sehingga sinar matahari mampu dimaksimalkan kedatangannya ke dalam rumah.
2.Perbandingan KDB & Lahan Hijau. Pastikan agar perbandingan KDB (Koefisien Dasar Bangunan) dan luas lahan hijau seimbang atau sesuai peraturan Dinas Tata Ruang. Biasanya perbandingannya 40:60 ; 40 untuk lahan yang akandibangun dan 60 untuk lahan hijau.
3. Ventilasi Silang. Ciptakan sirkulasi udara menyilang agar udara mengalir dari satu titik ventilasi ke titik ventilasi lainnya. Perbedaan tekanan udara di dalam dan di luar ruangan akan membuat udara mengalir dan menghindari terbentuknya ruang pengap dan panas. Bisa diwujudkan dengan menghadirkan inner court atau void pada ruangan yang cukup besar.
4.Maksimalisasi Bukaan. Beri bukaan-bukaan lebar, void, dinding glassblock atau atap genteng –skylight– untuk menghadirkancahaya matahari. Selain menghemat energi listrik, cahaya matahari bisa sangat menyehatkan berkat vitamin D yang terkandung dan kemampuannya membunuh jamur dan bakteri negatif pada rumah.
5.Material Ramah Lingkungan. Mempertimbangkan pengaruh pada lingkungan, kadar keracunan yang ditimbulkan, umur pemakaian bahan, dan biaya yang dibutuhkan.
6.Efisiensi Ruang. Ciptakan penataan
ruang secara sederhana, hilangkan fungsi ruang yang tidak perlu. Hendaknya bangunan dirancang dengan massa ruang, keterbukaan ruang luar-dalam yang cair.
7. Reused, Recycle dan Reduce. Material dari benda-benda bekas akan menghemat penggunaan material baru dimana akan memerlukan bahan bakar ketika mengantarkannya ke rumah. Seperti genteng bekas yang bisa digunakan kembali sebagai ornamen pagar atau dinding, atau bambu bekas perancah bangunan yang dimanfaatkan lagi sebagai penutup lantai dan plafon.
8.Reflecting Pond. Hadirkan kesejukan udara alami yang dingin dengan reflecting pond. Bisa berupa kolam ikan atau air mancur yang diletakkan diluar rumah atau bisa juga pada inner court. Udara panas yang berhembus akan digantikan menjadi udara yang lebih sejuk dan dingin sesaat melewati kolam.
9.Taman di atap. Mengambil alih peresapan air hujan dari lahan yang sudah terbangun bisa digantikan dengan taman di atap. Selain itu, jika taman di atap ditambah tanaman-tanaman berukuran sedikit besar, maka akan mengurangi polusi udara dan bisa menjadi habitat burung dan binatang lainnya.
10. Tanaman. Kehadiran tanaman akan memberikan kesegaran tersendiri. Letakkan tanaman yang mempunyai kemampuan menyaring udara seperti : rumput krinil (krokot ) atau sri rezeki, jika ditanam cukup rapat akan mampu menyaring udara di depan jendela kamar tidur. Pencemaran NO2 bisa dikurangi dengan tanaman kaktus. (Teks : Eza Hafiza/Foto : Muhtar, Edo, Ricky)