Pengembang Sejati, Pecinta Keluarga
- Kategori Induk: PROPERTY & REFERENSI BISNIS
- Diperbarui: Senin, 26 Oktober 2015 08:53
- Ditayangkan: Kamis, 18 Agustus 2011 07:00
- Ditulis oleh admin1
- Dilihat: 2420
- 18 Agu
Menjadi pengembang sejati adalah salah satu obsesi Alvin yang kini menduduki GM Marketing di Podomoro City. Pria ramah dan pecinta keluarga itu punya bekal, lantaran dirinya memiliki pengalaman panjang di dunia properti.
Pengalaman panjang di dunia properti, menjadikan ayah dua anak ini memiliki obsesi untuk menjadi pengembang sejati. Maklum, jalan panjang yang telah dilewatinya di kancah properti, merupakan bekal kuat untuk merealisasikan obsesinya di kemudian hari. “Menjadi pengembang adalah orientasi tujuan hidup saya untuk lebih baik di masa depan,” ungkapnya bersemangat. Hal lain, pria ramah dan low profile ini meyakini berkat keteladanan yang ditekuninya sampai kini, merupakan kunci dari keberhasilannya dalam merajut karir. Salah satu kunci keberhasilan yang selalu diingatnya adalah, selalu melihat orang tanpa memandang statusnya. Jadikan orang itu sebagai very important person, yakni bagian penting dari diri kita sendiri. “Jadi kita semua harus saling mendukung, dan menghargai satu sama lain,” kata penghobi nonton, dan bersepeda ini.
Menjadi seorang GgM, tentu Alvin nyaris menghabiskan porsi waktu terbesar untuk pekerjaan. Namun ia berupaya keras, agar tetap punya waktu berkualitas untuk keluarga tercintanya. “Keluarga itu sangat penting, tanpa menghentikan hasil karya-karya kita. Karena, semuanya akan kembali kepada kenikmatan bersama keluarga,” ujarnya. Bahkan tentang keluarga, ia mengaku selalu mengusung prinsip keseimbangan. “Privasi hari keluarga atau family day itu tercipta pada hari Minggu, yakni saat beribadah ke Ggereja. Karena, disanalah makna syukur yang patut kita terapkan kepada keluarga,” tuturnya mantap.
Kisah Yang Tak Pernah Usai
Ditengah obsesi dan cinta keluarganya, Alvin pun tak luput terus berkarya bersama pengembang kelas kakap, Agung Podomoro Ggroup. Iia bahkan yakin, pasar apartemen masih cukup prospektif di Tanah Air. “Iitu ibarat kisah yang tidak pernah usai atau never ending story,” tukas Alvin. Apalagi, pertumbuhan kota tak pernah henti sehingga membuat setiap orang bersinggungan di dalamnya dan butuh tempat “berteduh”. Belum lagi, jika benar diberlakukan kepemilikan properti buat warga asing, tentu akanmenciptakan pangsa pasar baru. Plus, lahan di Jakarta sudah semakin menipis. Oleh karena itu, Alvin berharap pemerintah bisa lebih mendukung potensi pengembangan proyek apartemen, khususnya pemberlakuan kemudahan kepemilikan properti asing. “Sebagai pengembang kami jelas membutuhkan dukungan yang konkret, semisal saja dalam hal regulasi, kemudahan perijinan dan sebagainya” tuturnya.
Sepak terjang Alvin dalam bisnis penjualan properti memang tidak perlu diragukan. Sebelumnya, ia sudah malang melintang di bisnis properti. “Selama 22 tahun saya sudah berkutat di bisnis properti,” jelasnya. Diawali tergabung dalam Ongko Ggroups Properti dan Rreal Estate pada tahun 1988 selama 12 tahun, kemudian di Gglobal Propertindo pada tahun 2001-2002, Agung Sedayu Ggrup di tahun 2003- 2007, lalu Agung Podomoro Ggrup tahun 2007-2009, hingga akhirnya di Podomoro City setahun terakhir ini. Terkait proyek Podomoro City, Alvin sangat optimistis dapat meraih penjualan tinggi. “Saya sangat paham pasar penjualan di area Jakarta Barat dan Uutara. Ada sekitar 60 persen pasar dari Jakarta Barat dan Uutara, sisanya 40 persen berasal dari luar Jakarta.
Kawasan itu pendorong investasi
Ditengah kondisi perekonomian dalam negeri yang tengah berjalan stabil, apartemen masih menjadi pilihan investasi bijak bagi para pengembang. Kawasan adalah penentunya. Salah satunya Agung Podomoro Ggroup (APGg), yang memilih investasi pada pembangunan Podomoro City seluas 21 hektar di Jakarta Barat. Dengan investasi senilai Rrp 4 Triliun, tak kurang dari 20 gedung jangkung akan bertengger di kawasan Jakarta Barat itu.
Menurut Alvin Andronicus, Podomoro City merupakan struktur bangunan di tengah kota yang mengadopsi city. Artinya pihak pengembang berusaha untuk membangun kawasan kecil dengan struktur kota, dengan membuat infrastruktur baru serta terhubung dengan infrastruktur lama yang masih berfungsi. Melalui pembangunan kawasan baru, Podomoro City tidak akan terimbas adanya ketidakseimbangan pembangunan struktur lama. Sehingga tidak akan timbul permasalahan-permasalahan yang biasa terjadi di perkotaan. Podomoro City dirancang menjadi kawasan properti terintegrasi, meliputi unit perkantoran setinggi 46 lantai, Central Park Mall tinggi 6 lantai, hotel berbintang empat dengan 420 kamar yang dikelola oleh Accor Ggroup, 15 tower apartemen serta Tribeca Park yakni taman hijau seluas 1.5 hektar dari 4 hektar ruang terbuka yang disediakan oleh Podomoro City.
Kawasan hunian Podomoro City yang terdiri dari apartemen Central Park Rresidence (CPRr) sejumlah 3 tower, dan Rroyal Mediterania Ggarden (RrMGg) sebanyak 2 tower, terbilang laris manis. “Sejauh ini, tower Ii dan IIii CPRr, nyaris habis terjual. Uuntuk tower IIIiii yang baru di launching tiga bulan lalu, penjualannya sudah mencapai 50 persen. Sedangkan RrMGg sudah 70 persen sold out,” jelas pria kelahiran Sukabumi ini. Adapun, harga per unit kedua apartemen itu rata-rata terendah Rrp 18 juta per meter. Uuntuk kamar terkecil di RrMGg seluas 33 m², harga yang ditawarkan berkisar Rrp. 500 – 600 jutaan. yang memiliki varian luasan lebih banyak, menghadirkan sebuah hunian yang mengedepankan privasi dan kenyamanan berkelas. Sedangkan CPRr, menawarkan kepada para penghuni yang mencintai gaya hidup terkini, namun tetap mengutamakan privasi. CPRr tersedia tiga tipe yakni, luasan 44 m², 82 m², dan 112 m². “Dilihat dari progress penjualan, diketahui bahwa animo masyarakat yang paling besar, ternyata ada pada tipe 112 m²,” pungkas Alvin.